Selamat Datang di Blognya Mahasiswa Iseng
Loading
Ammar-mencari. Diberdayakan oleh Blogger.

Latest Post

Sampai Menutup Mata

Written By Ammar Aiman on Sabtu, 20 Oktober 2012 | 06.51


Karya : Silvia Wulandari

Tersebutlah suatu ketika ada persahabatan seorang laki-laki dengan perempuan. mereka sangat dekat sekali, kemana-mana selalu bersama. Pun begitu juga di setiap tempat dan waktu mereka selalu bersama.
Persahabatan ini mungkin terlalu dekat bagi mereka. Pada kenyataannya kedekatan mereka ini membuat mereka berencana ingin membangun sebuah rumah bambu di atas pohon. Rumah itu mereka bangun bersama-sama. Tak lupa pula mereka membuat lapangan basket untuk hiburan di bawah rumah bambu tersebut. Ya, Aurihen adalah perempuan yang hobi bermain basket.
Dengan berjalannya persahabatahan yang terlalu lama ini membuat Aurihen mempunyai perasaan yang berbeda kepada Farhan. Tetapi perasaan Aurihen tidak diketahui oleh Farhan, dan Aurihen hanya memendam perasaan itu dalam hatinya saja. Rasa senang, susah di dalam persahabatan, mereka selalu bersama mengatasi masalah itu. Di pagi hari, mereka datang bersama ke rumah bambu tersebut.
“Farhan, main basket yuk?”
Enggak ah, lagi males”. Dengan wajah yang lemas ia menunjukan betapa tidak semangatnya ia.
“Ihhh kamu ini, males - malesan aja! Seraya mendorong bahu Farhan.
 “Masih pagi kamu udah males – malesan, huh! gini aja deh, hmm gimana kalau kita taruhan aja mainnya  yuk, supaya kamu bersemangat”.
“Taruhan? Emang kamu bisa?” dengan nada mengejek sambil menjulurkan lidahnya.
“Ihh kamu ini, sepele banget sama aku. Yaaa bisa dong, kecil”.
“Ayo, siapa takut!”

Mereka pun bermain dengan asyiknya, tidak lama kemudian hujan pun turun membasahi lapangan basket. Dan mereka langsung naik seraya berteduh di rumah pohon buatan mereka.
“Ternyata rumah pohon buatan kita keren juga ya”. Ujar Farhan seraya memandangi sekeliling rumah bambu buatan mereka.
 “Iya ya, aku baru menyadari saat hujan yang turun ini”.
“.........” mereka terdiam beberapa saat menikmati indahnya hujan yang turn membasahi permukaan bumi.
 “Ah aku punya ide!” Ujar Farhan setengah berteriak membunyarkan lamunan Aurihen.
“Apaan?”
“Kita buat nama kita di pohon ini yuk?”
“Wahhhh, ide bagus tuh. Eh tunggu-tunggu, tapi buat apa ya?
“Hemmm, kamu ini”. Seraya menggelengkan kepalanya.
“Ya buat kenang - kenangan dong, supaya kalau kita datang kesini lagi, kan langsung kelihatan nama kita. Dan orang yang datang kesini pun tau, berarti pemilik rumah pohon ini adalah kita”. Lanjut Farhan seraya menjelaskan kepada Aurihen.
“Hehe iya juga ya. Tumben ide kamu hari ini cemerlang”. Sambil menatap Farhan dalam.
“Kan kamu yang membuat aku bersemangat hari ini, jadi tercipta deh ide yang cemerlang”.
“Ih kamu ini, banyak banget kain lap nya”. Sambil tersipu malu.
“Apaaaaaa?! Kain lap?”
“Iyaaa, kain lap itu kan bahasa indonesianya, nah kalau bahasa jawanya itu gombal, haha”  sambil tertawa senang
“Ihh dasar kamu ini, suka banget ngejekin orang. Huh!” Dengan tampang yang kesal.
“hehe becanda Farhan, ayo dong tersenyum. Ujar Aurihen sambil merayu Farhan.
“Iya iya, udah enggak kesal lagi kok”.
***

Suatu ketika Farhan pergi ke sebuah pasar tanpa di dampingi Aurihen, ia melihat sesosok gadis cantik, dan ia menyukainya. Farhan melihat dengan sangat terkesan. Hingga kemana pun perginya gadis itu, Farhan selalu mengikutinya. Hingga ia tidak sadar gadis itu telah ada di hadapannya karena ia sungguh sangat terkesan. Farhan pun langsung grogi alias tidak pede di hadapan gadis itu.
“Ehm, na.. na..nama kamu siapa? Tertatih ia menguasai keadaan, akhirnya ia bisa mengirup nafas lega juga.
            “Yuna”. Jawab gadis itu singkat
“Yuna? Ohh sungguh nama yang indah”.
“Iya, By the way, kamu kenapa ngikutin aku terus?
“Mmm mmm. A..a ku kagum sama kamu”. Sambil menundukkan kepala karena malu ditanya oleh Yuna.
“Kagum dengan aku? Kenapa?”
“Iya, dengan kecantikan kamu. Eh maaf, aku keceplosan. Tapi aku jujur mengungkapkannya”.
“...........” Hanya terdiam dan tersenyum
“Rumah kamu dimana? Sambung Farhan
“Hmm.. Di daerah sana, kenapa?”.
“Dimananya? Wah kalau arah sana kita searah jalan pulang dong. Wah ternyata kita memang ditakdirkan bersama ya”
“Ihh apaan sih kamu,” tanpa sadar wajah Yuna bersemu dengan merah.
“Indah banget” hanya kata kagum itulah yang diucapkan Farhan dalam hatinya.
“Yaudah kalau begitu, ikut dengan aku saja. Kebetulan aku juga mau pulang kok”.
            “Oke, yuk silahkan Ladies first” Seraya melambaikan tangannya ke depan mempersilahkan Yuna berjalan bak seorang putri.

Tak beberapa lama kemudian mereka pun sampai ke sebuah rumah bercat biru laut dengan tanaman hias yang tumbuh di pekarangan yang cukup terhitung luas.

“Kamu sendirian di rumah?
Enggak, aku dengan papa. Kami hanya tinggal berdua”. dengan guratan wajah yang tiba-tiba berubah sedih.
Emangnya mama kamu kemana?”
“Mama aku sudah tidak ada lagi”.
“Oh maaf ya aku lancang banget bertanya seperti itu. Aduuh aku ga tau, maaf yaa”. Dengan wajah yang bersalah.
“Iya, ga apa-apa kok”.
 Setelah beberapa menit kemudian mereka mengobrol tentang satu sama lainnya, akhirnya waktu menunjukkan pukul lima sore.
          “Eh, Yuna, aku pamit dulu ya. Sudah sore nih. Nanti aku sering berkunjung lagi kok ke sini. Ga masalah kan?”
            “Oh ya sudah kamu hati-hati ya”. Seraya melambaikan tangannya dan memberikan senyuman terindah indah yang ia miliki.
Sore itu Farhan pun pulang dengan wajah dan ekspresi yang sangat gembira untuk menemui Aurihen,

***

“Aurihennnnnn... Aku sangat senaaaaaaang hari ini”.
“Kamu ini, datang - datang dengan berteriak seperti itu! Berisik tau”.
“Hehe maaf deh, tapi memang aku lagi senang banget, jadi aku seperti ini deh”.
“Senang kenapa sih kamu?”
“Aku tadi kenalan dengan gadis cantikkkkk sekali”. Sambil membayangkan wajah Yuna
“Oh, itu yang membuat kamu senang?”. Dengan nada kesal bercampur amukan rasa cemburu, Aurihen menjawab dengan ketus.
“Kamu kok gitu sih tanggapannya?”.
“Tau ah”  Aurihen pun meninggalkan Farhan dengan berjuta tanya yang ada di benaknya.
Dengan tidak dijawabnya pertanyaan Farhan, Aurihen pun pergi ke rumah bambu. Dia menangis sendu setelah mendengar ucapan Farhan. Dengan demikian kedekatan Farhan dan Aurihen pun merenggang karena kedatangan Yuna di antara mereka. Farhan pun kian hari semakin  dekat dengan Yuna.
Ternyata Yuna adalah gadis yang mempunyai penyakit ginjal yang sangat kronis. Farhan pun sebelumnya tidak mengetahui penyakit yang di derita Yuna. Ketika saat itu juga Aurihen jatuh sakit, di saat aurihen sedang sakit Farhan pun tidak mengetahuinya.
 Pada saat kondisi kritis Aurihen, kedatangan Farhan tidak kunjung tiba. Bahkan di saat kematian Aurihen pun Farhan tidak berada di sisi Aurihen. Ketika Farhan ingin bertemu Aurihen, namun ia telah tiada. Farhan hanya terdiam seribu bahasa dan menangis dengan keadaan yang seperti ini.

Tetapi, sebelum Aurihen meninggal, ia menulis sepucuk surat untuk Farhan, yang diselipkan di balik tirai rumah bambu yang mereka bangun bersama. Di saat Farhan merindukan masa-masa dahulu mereka, ia melangkahkan kakinya menuju rumah bambu buatan mereka. Tanpa disangka-sangka ia menemukan sepucuk surat yang ada di rumah bambu mereka.

     “Farhan,,
Kita memang telah bersahabat sejak lama, dan ketika itu juga aku telah memiliki rasa yang berbeda ke kamu, tetapi kamu tiada mengetahui perasaaan aku kepada kamu itu bagaimana dalamnya? Aku hanya memendam di dalam hati ini saja, tanpa kamu tahu.
Aku tahu, kamu enggak pernah suka sama aku. Yang aku tahu, kamu sangat cinta dengan gadis itu, Yuna. Tetapi aku tersadar, aku tidaklah cocok dan pantas dengan kamu, hanya Yuna lah yang cocok dengan kamu. 
Maaf untuk semuanya ya Farhan, aku meninggalkan kamu selama – lamanya. Dan kita tidak bisa bersama - sama lagi, tetapi kamu tidak perlu khawatir, di saat kamu ingin bertemu dan membutuhkan aku. Temui Yuna, karena separuh perasaanku ada pada ginjalku yang berada di tubuh Yuna”.

Jatuhlah air mata Farhan. Dengan sebuah surat yang dibuat oleh Aurihen, Farhan pun merasa sangat kehilangan Aurihen sebagai sahabat terbaiknya. Hanya penyesalan yang ada setelah kepergian Aurihen. Sangat mulia hati Aurihen sehingga dia rela kehilangan separuh ginjalnya hanya untuk Yuna dan ditukar dengan kematiannya tersebut.

Anda Adalah Orang Yang Ke-

Followers

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Blognya Manusia Iseng - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger