Selamat Datang di Blognya Mahasiswa Iseng
Loading
Home » » Arti Persahabatan

Arti Persahabatan

Written By Ammar Aiman on Sabtu, 19 Mei 2012 | 01.03


Arti Persahabatan
Karya : Syahrial Zulmi
Bagiku arti persahabatan adalah teman bermain dan bergembira. Aku juga sering berdebat saat berbeda pendapat. Anehnya, semakin besar perbedaan itu, aku semakin suka. Aku belajar banyak hal. Tapi ada suatu kisah yang membuat aku sendirian menjaga rumah.
“hahaha!” aku tertawa sambil membaca..
“Ihsan! Katanya mau cari refernsi tugas kimia, malah baca komik. Ini aku menemukan buku dari rak sebelah, mau pinjam atau tidak? Kau bawa kartu kan? Pokoknya besok kamis, semua tugas kelompok pasti selesai. Asal kita kerjakan malam ini. Setelah itu bebas tugas. Playstation!” jelas Dika dengan nada nyaring.
Dika orang yang paling simple, punya banyak akal, tapi banyak juga gagal, hahaha… Dari kelas 1 SMA sampai sekarang duduk di kelas 3, beda lagi kalau masalah bermain Playstation – Dika jagonya. Rasanya seperti dia sudah tau apa yang bakal terjadi di permainan itu. Tapi entah kenapa, sekalipun sebenarnya aku kurang suka main playstation, gara-gara Dika, aku jadi ikut-ikutan suka main game.
Sahabatku yang kedua adalah Ammar. Ammar pemberani, badannya besar karena sehari bisa makan lima sampai enam kali. Sebentar lagi dia pasti datang- nah, sudah kuduga dia datang kesini.
“Kau gak pakai kaca mata hitam itu ?” Tanyaku pada ammar yang baru masuk ke perpustakaan. Sudah empat hari ini dia sakit mata. Tapi hari ini tampaknya dia sudah sembuh. Tapi, kaca mata hitamnya masih dipakai. Aku heran, orang ini bener-bener kelewat pede. Aku semakin merasa unik dikelilingi dua sahabat yang overdosis pada berbagai hal. “hahahaha”
Kami pulang bersama berjalan kaki, rumah kami dekat dengan dengan sekolah, Ammar dan Dika juga tempat sekomplek. Saat pulang terjadi sesuatu.
Kataku dari hati sambil lihat dari kejauhan “(eh itu)” “aku sangat kenal dengan rumahku sendiri” aku mulai ketakutan saat seorang asing bermobil terlihat masuk rumahku diam-diam. Karena semakin ketakutannya, aku tidak berani pulang kerumah.
“Oh iya itu” Dika dan Ammar setuju denganku. Dika melihatku seksama, ia tahu kalau aku sedikit takut berkelahi. Aku melihat Dika seperti sedang berpikir tentangku dan merencanakan sesuatu. “Oke, Ihsan – kau pergi segera kasih tau satpam sekarang, aku dan Ammar akan memergokinya lewat depan dan teriak.. maling…. Pasti tetangga keluar semua” bisikan Dika terdengar, membuatku semakin ketakutan tak berbentuk.
Karena semakin ketakutan, terasa seperti sesak sekali bernafas, tidak bisa terucapkan kata apapun dari mulut. “Ihsan, ayo…satpam” “Dika membisiku sekali lagi
Aku segera lari ke pos satpam yang ada diujung jalan dekat gapura – tidak terpikirkan lagi dengan apa yang terjadi dengan dua sahabatku. Pak satpam panik mendengar ceritaku – ia segera memberitahu petugas lainnya untuk segera datang dan menangkap maling yang ada dirumahku. Aku kembali kerumah dibonceng satpam tadi dengan keretanya. Sekitar 5 menit lamanya saat aku pergi ke pos satpam dan kembali kerumahku.
“Ya tuhan!” kaget sekali melihat seorang petugas satpam lainnya yang datang lebih awal dari pada aku saat itu sedang mengolesi tisu ke hidung Ammar yang berdarah. Terlihat juga tangan Dika yang luka seperti kena pukul. Satpam langsung menelpon polisi akibat kasus pencurian ini.
“Jangan khawatir…. Hehehe…. Kita bertiga berhasil menggagalkan mereka. Tadi saat kami teriak maling! Ternyata tidak ada tetangga yang keluar rumah. Alhasil, maling itu terbirit-birit keluar dan berpas-pasan denganku. Ya akhirnya kena pukul deh… Dika juga kena serempet mobil mereka yang terburu buru pergi” Jawab Ammar dengan tenang dan pedenya. Kemudian Dika membalas perkataan Ammar “Rumahmu aman – kita memergoki mereka saat awal-awal, jadi tidak sempat ambil barang dirumahmu”.
Singkat cerita, aku mengobati mereka berdua. Mama Dika dan Ammar datang kerumahku dan kamu menjelaskan apa yang terjadi. Anehnya, peristiwa adanya maling ini seperti tidak pernah terjadi.
“hahaha…” Dika malah tertawa dan melanjutkan bercerita tentang tokoh kesayangannya saat main PS. Sedangkan Ammar bercerita kalau dia masih sempat-sempatnya menyelamatkan kacamata hitamnya sesaat sebelum hidungnya kena pukul. Bagaimana caranya? Aku juga kurang paham. Ammar kurang jelas menceritakannya.
Arti persahabatan bukan cuma teman bermain dan bersenang-senang. Mereka lebih mengerti ketakutan dan kelemahan diriku. Dika dan Ammar adalah sahabat terbaikku. Pikirku, tidak ada orang rela mengorbankan nyawanya jika bukan untuk sahabatnya (Dika dan Ammar salah satunya). 
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Anda Adalah Orang Yang Ke-

Followers

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Blognya Manusia Iseng - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger